Senin, 14 November 2016

14. Olimpiade Atlanta dan Refleksi Diri

Tidak semua orang menganggap ke Ali makhluk hebat. Seperti dalam bukunya, Ghosts of Manilla, penulis terkenal Mark Kram mengaku: "Ali tidak lebih sebuah kekuatan sosial seperti halnya Frank Sinatra. Yang secara politis suka melemparkan makian rasial. Kini, ia akan dipandang sebagai kontaminan dan pengguna kronis bahasa kebencian."



Namun ketika Ali ditahbiskan sebagai salah satu yang menyalakan api Olimpiade di Atlanta, Amerika Serikat, pada 1996, dengan tangan kirinya tanpa sadar gemetar karena penyakit Parkinson, reaksi kerumunan--kebisingan, air mata, dan pencurahan besar cinta--menunjukkan betapa Ali sekarang dihormati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar